PEKALONGAN-
Sebanyak 19 komunitas di Kota Pekalongan berkumpul di Aula Museum Batik
untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam penanganan rob di Kota
Pekalongan. Dalam acara yang dikemas Halalbihalal Komunitas Pekalongan
itu, 19 komunitas yang hadir membahas peran mereka, sekaligus rencana
aksi secara bersama-sama dalam penanganan rob.
Arie Dacosta,
perwakilan dari Komunitas Fotografi Indonesia Wilayah Pekalongan
mengatakan, rob sudah terjadi bertahun-tahun di Pekalongan. Tercatat
kurang lebih sembilan kelurahan di Kota Pekalongan telah mengalami
banjir rob sejak tahun 2003, dan akan terus bertambah jika tidak segera
diatasi. Rob juga terjadi pada desa-desa yang ada di Kabupaten
Pekalongan.
'' Rob sudah benar-benar menjadi ancaman bagi
Pekalongan. Penanganan rob butuh keterlibatan semua elemen, bukan hanya
pemerintah saja. Komunitas sebagai bagian dari elemen masyarakat harus
ikut terlibat dalam penanganan rob,'' katanya, Minggu (15/7).
Dalam
pertemuan tersebut, 19 komunitas berupaya menyusun rencana aksi
bersama. Mereka terdiri dari Akademi Berbagi, Komunitas Kali Loji,
Komunitas Bara Air, Komunitas Fotografi Indonesia Wilayah Pekalongan,
Komunitas Drone Pekalongan, Komunitas Insta Pekalongan, Perempuan Kepala
Keluarga (Pekka), Komunitas Kampung Batik Kauman, Pramuka Saka
Kalpataru Pekalongan, Pekalongan Info, Explore Pekalongan, Komunitas
Great Pekalongan, Komunitas Genpi Pekalongan, Komunitas Blogger
Pekalongan, Komunitas Doodle Art, Komunitas Perupa Pekalongan, Komunitas
Sketser Pekalongan, Karang Taruna Pekalongan, Mahasiswa Pekalongan Raya
Yogyakarta (Mahakarya) dan Komunitas Mahasiswa Kalongan. Acara ini
dihadiri Lembaga Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan.
''
Beragamnya jumlah komunitas menjadi modal besar bagi Pekalongan untuk
ikut terlibat agar Pekalongan keluar dari bencana rob yang sudah
menahun. Komunitas menjadi bagian elemen penting yang perlu terlibat
dalam solusi penanggulangan rob,'' ujar Canting, perwakilan dari
Komunitas Perupa Pekalongan.
Peneliti Tata Kelola Kemitraan,
Leny Hidayat mengatakan, selama ini banjir rob hanya dilihat sebagai
persoalan tergenangnya wilayah permukiman yang dapat surut dan mampu
diselesaikan oleh pemerintah saja. Padahal, rob tidak hanya persoalan
genangan air, tetapi juga berdampak pada sektor-sektor lainnya.
Kemitraan mencatat ada tujuh sektor terdampak rob.
'' Di
antaranya di sektor kesehatan seperti gangguan pernafasan, penyakit kaki
gajah dan gangguan kejiwaan. Selain itu di sektor pendidikan ada
sekolah rusak, anak menolak ke sekolah, serta berdampak pada sisi
ekonomi warga,'' katanya.
Dampak rob juga membuat masyarakat
kehilangan mata pencaharian, pertanian dan perkebunan rusak. Ada juga
persoalan air bersih, sanitasi, toilet rusak, sumber mata air
terkontaminasi. Belum lagi persoalan gender seperti kesehatan reproduksi
memburuk, serta dampak polusi industri batik. Karena itu, butuh sinergi
dari dari semua elemen. Tidak hanya mengatasi airnya saja, tetapi juga
dampak lainnya.
'' Masyarakat, seperti melalui
komunitas-komunitas, dapat terlibat secara aktif dalam penanggulangan
rob. Mereka juga bisa memberikan masukan pada pemerintah dan memberikan
alternatif apa solusi penanganan rob. Komunitas harus menjadi salah
satu kekuatan dalam penanganan rob di Pekalongan,'' katanya.
Senin, 01 Oktober 2018
Home »
» Rob Terus Ancam Pekalongan, Jejaring Komunitas Bahas Rencana Aksi
0 komentar:
Posting Komentar