Forum Gabungan Komunitas Peduli Rob Pekalongan

Senin, 01 Oktober 2018

Belum Merdeka dari Rob






Suara anak kecil terdengar cukup keras dari sebuah rumah yang ada di daerah rob di daerah Sekar Wangi,  Kandang Panjang, Kota Pekalongan, Sabtu (18/8). Rumahnya ''unik''. Ini karena bangunan sederhana tersebut, berada di tengah-tengah genangan air yang lokasinya cukup luas. Ia berada di tengah kepungan air. Suara tangis anak tersebut membuat kita miris sekaligus bertanya.

Bagaimana kehidupan para penghuni rumah tersebut di tengah-tengah genangan rob yang areanya sedemikian luas. Dalam contoh kasus sederhana, bagaimana mereka mandi dan buang air besar (BAB) sementara tidak ada daratan di tempat tersebut. Akses mereka terhadap kebutuhan mendasar tersebut akan sangat sulit. Itu baru soal sederhana. Bagaimana mereka menjalani hidup, sementara setiap hari ancaman air terus terjadi masuk ke pemukiman warga, terutama di sore hari.

Bagaimana pekerjaan mereka, penghasilan mereka, kesehatan mereka, hubungan keluarga mereka, itu benar-benar sesuatu yang kadang tidak kita pikirkan sebagai orang awam. Rumah dengan suara anak kecil tersebut, hanyalah SATU dari SEKIAN RIBU rumah yang tergenang karena rob di Kota Pekalongan. Bayangkan, ada ribuan rumah tergenang. Itu bukan lagi menyangkut kehidupan satu dua orang dan keluarga. Tapi menyangkut KEMANUSIAAN dan PERADABAN.

Di tengah peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 73 yang sedang dirayakan oleh rakyat Indonesia, warga di area terdampak rob, belum merasakan kemerdekaan. Mereka masih ''terjajah'' oleh rob. Mereka belum merdeka dari genangan air. Dan itu dialami bukan hanya satu dua tahun ini saja. Tapi sudah bertahun-tahun. Jika dihitung, lebih dari 10 tahun, genangan rob sudah masuk ke Pekalongan secara masif dan kian bertambah besar.

Sayangnya, sampai sekarang belum ada solusi terkait persoalan ini yang bisa menjadikan rob bisa tertangani secara fundamental. Geotube, penanaman mangrove, peninggian rumah, peninggian jalan, belum bisa menyelesaikan permasalahan. Pembangunan tanggul raksasa yang saat ini sedang dibangun juga belum bisa menjamin persoalan rob akan tertangani. Sebab menurut sebagian elemen masyarakat, lokasi pembangunannya bukan di sumber terjadinya rob. Dia cukup jauh. Sementara sumber terjadinya rob dimana tanggul geotube yang dulu dibangun dan kini jebol, justru dibiarkan. Itu akan terus membuat air laut akan mengalir deras masuk ke wilayah selatan.

Air rob akan menghantam tanggul raksasa yang sekarang dibangun dan bisa jadi umur teknisnya tidak akan lama. Bahkan air nantinya bisa akan lebih tinggi daripada tanggul rakasasa tersebut. Ini pandangan masyarakat yang harus kita hargai. Sebab masyarakat merasa kurang dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan soal pembangunan tanggul raksasa. 

Rob saat ini memang bukan sekedar persoalan masuknya air ke pemukiman-pemukiman warga. Rob sudah terkait dengan persoalan serius secara sosial. Seperti sanitasi masyarakat, kesehatan (munculnya penyakit akibat rob), pendidikan (berapa banyak anak-anak yang putus sekolah karena rob), bisa menyebabkan pertengkaran di rumah tangga karena frustasi di tengah kehidupan genangan air, hilangnya mata pencaharian warga  (petambak, pembatik, dan petani karena genangan air), relasi sosial antar warga, rumah-rumah yang ditinggalkan penghuninya karena mereka sudah tidak memiliki harapan untuk tinggal di situ dan persoalan lainnya.

Kini kita bertanya, masih adakah harapan warga terdampak rob di tengah kepungan air yang kian meluas, membesar dan meninggi? Semoga masih dan akan terus ada. Kita berharap, kemerdekaan warga di area rob suatu saat akan didapatkan. Merdeka dari genangan air, di tengah kerinduan mereka akan daratan seperti sebelum rumah dan tanah mereka tergenang air rob. Butuh keseriusan dan upaya yang sungguh-sungguh. Dan itu harus melibatkan berbagai elemen. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai semua elemen-elemen masyarakat. Semoga ''kemerdekaan''  itu secepatnya akan diraih.


Share:

1 komentar:

www.savepekalongan.com

Labels

Kanal Youtube

Pojok Opini