PEKALONGAN- Tingkat penurunan tanah di Kota Pekalongan sudah mencapai
tahap mengkhawatirkan. Kondisi ini menyebabkan banjir rob di Pekalongan
cenderung lebih parah di daerah lainnya.
Penurunan muka tanah (land subsidence) tersebut terjadi karena penggunaan sumber air tanah yang berlebihan.
Hal
ini berdasarkan hasil penelitian Lembaga Patnership/Kemitraan bagi Tata
Kelola Pemerintahan dengan menggunakan citra satelit sentinel kurun
waktu 2016 dan 2017.
'' Penurunan tanah di Kota Pekalongan harus
benar-benar menjadi perhatian serius. Jika dibandingkan, di DKI
Jakarta, penurunan tanah mencapai 20 cm per tahun. Sementara penurunan
tanah pada kurang lebih 15 kelurahan di Kota Pekalongan mencapai 25-34
cm per tahun,'' ujar peneliti Lembaga Kemitraan/Patnership bagi Tata
Kelola Pemerintahan Arif Nurdiansyah saat membuka Workshop Partisipatif
Peningkatan Kapasitas Menulis dan Membuat Film di Hotel Nirwana, Minggu
(16/9).
Kegiatan ini dihadiri oleh 22 komunitas yang memiliki
kepedulian dalam upaya penanggulangan rob di Kota Pekalongan. Acara
diisi oleh penulis buku Ashad Kusumadjaya dari Jogjakarta dan sutradara
film dokumenter Lexy Rambadeta.
Menurut Arif, selain Kelurahan
Bandengan yang paling parah dampak robnya, ada Kelurahan Kandang
Panjang, Panjang Wetan, Dukuh, Pabean, Kraton, Kramat Sari, Pasar Sari,
bahkan Kelurahan Tegalrejo yang lokasinya berada di sebelah selatan dan
cukup jauh dari bibir pantai.
'' Sejauh ini belum ada metode
maupun teknologi yang dapat menaikan muka tanah secara tepat, di sisi
lain pada titik tertentu tanah akan mengunci dan tidak dapat
dinormalisasi, bahkan menyerap air. Namun demikian, tingkat penurunan
tanah dapat diminimalisasi,'' katanya.
Menurut Arif, dibutuhkan
keterlibatan semua pihak terkait persoalan ini. Pemerintah Kota
Pekalongan mengeluarkan Perda untuk mengatur penggunaan air tanah,
sementara Provinsi menormalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS), mengingat
kondisi lima sungai di Pekalongan sudah memprihatinkan, baik dari sisi
sedimentasi maupun limbahnya.
Sementara dari sisi masyarakat,
pembuatan sumur resapan dan penanaman pohon untuk mengoptimalisasi
penyerapan air tanah, serta mangrove di wilayah banjir rob dapat menjadi
alternatif untuk dilakukan. Arif juga mengingatkan, perusahaan baik
yang ada di Pekalongan maupun di luar kota juga bertanggungjawab
terhadap kondisi yang dialami Kota Pekalongan. Oleh karena itu, mereka
harus terlibat aktif. Seperti melalui dana corporate social
responsibility (CSR) dalam gerakan meminimalisasi tingkat penurunan muka
tanah dan penanggulangan banjir rob.”
'' Melalui upaya bersama,
baik di level daerah, provinsi maupun pusat untuk mencegah semakin
menurunnya muka tanah, intrusi air laut yang masuk ke wilayah penduduk
dapat diminimalkan,'' katanya.
Penyusunan Master Plan
Irendra
Radjawali, peneliti Lembaga Kemitraan/Patnership lainnya menambahkan,
proses pembangunan tanggul raksasa yang sedang dikerjakan oleh
pemerintah juga harus memperhitungkan faktor penurunan muka tanah yang
terjadi. Ini supaya keberadaan tanggul nantinya dapat menahan intrusi
air laut dalam waktu lama. Untuk itu, Radjawali mengusulkan perlunya
menyusun rencana (master plan) pembangunan tanggul yang komprehensif
memperhatikan beberapa aspek, diantaranya keterlibatan masyarakat dan
menghitung jumlah penurunan muka tanah.
'' Hasil penelitian ini
dari Kemitraan dapat dijadikan salah satu referensi pemerintah untuk
menyusun masterplan pembangunan tanggul di Kota Pekalongan yang selama
ini belum di susun, baik oleh pemerintah kota maupun Balai Besar Wilayah
Sungai Pemali Juana,'' katanya.
Dirinya menambahkan, selain
memudahkan kerja-kerja pemerintah, masterplan akan menjadi sumber
referensi bagi masyarakat untuk mengetahui rencana pembangunan tanggul
yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Dengan keberadaan masterplan
yang disusun melibatkan semua pihak, baik pemerintah pusat, provinsi,
kota dan masyarakat, radja optimis pembangunan tanggul di Kota
Pekalongan dapat meminimalkan potensi banjir rob yang sedang terjadi.
''
Kendati pembangunannya dilakukan secara bertahap, tapi kita jauh akan
lebih optimis jika ada masterplan yang jelas sehingga pembangunan
didasarkan pada skala prioritas, wilayah mana yang intrusi air lautnya
paling banyak terjadi,'' terangnya.
Senin, 01 Oktober 2018
Home »
» Penurunan Tanah di Pekalongan Mengkhawatirkan
I got the new the king casino no deposit bonus【Malaysia】
BalasHapus【 apr casino William】pinterest in 2021, the king casino worrione no nba매니아 deposit https://septcasino.com/review/merit-casino/ bonus,【WG98.vip】⚡,taylorlancer,taylorlancer,golfking. communitykhabar